Suatu hari di jaman dahulu, seorang pendatang dari luar kota tengah kebingungan di pusat Kota Karawang, Saat itu, Ia hendak pulang ke kota asalnya. Namun, ternyata ia tidak tahu dimana letak terminalbus yang ada di Karawang. Ditengah kebingungannya itu, kemudian Ia bertemu dengan seorang gadis muda penjual makanan tradisional seperti : papais, pisang goreng, leupuet, gemblong dll, yang tengah membawa ‘nyiru’ (sejenis nampan berbentuk bundar terbuat dari anyaman bambu) diatas kepalanya. Dan bertanyalah si pria pendatang itu kepada sang gadis.
Pria Pendatang : “Mba, terminal bus dimana ya?”
Gadis Penjual Makanan : “DisanaMas!!”
Yang menarik disini, ternyata sang gadis yang kedua tangannya memegang nyiru yang dipukul diatas kepalanya itu, menunjukan arah terminal bus kepada sang pria dengan menggeolkan pantatnya. Mendapatkan perilaku itu, kemudian sang pria mengonfirmasikan arah yang Ia dapat dari bahasa tubuh itu kepada sang gadis, dan sang gadis menjawab ‘iya.” – sebagai catatan, dahulu terminal Karawang berada di daerah Johar, namun sekarang terminal tsbt sudah tidak ada.
Disitulah kemudian persepsi muncul dari sang pria pendatang. Persepsi terhadap perilaku sang gadis penjaja makanan yang Ia jumpai.
“Oh, ternyata Orang Karawang memang jago goyang. Sampai-sampai menunjukan arah juga dengan goyangan,” simpul sang pria pendatang.
Cerita si pria pendatang ini kemudian menyebar di dalam perjalanan pulangnya sampai ke kota asalnya. Kemudian dari mulut-kemulut maka tersebarlahkabar bahwa orang Karawang jago atau mahir bergoyang. Darisitulah lalu muncul istilah Goyang Karawang.
Cerita ini berasal dari sumber lisan yang belum tentu benar, namun minimal bisa menjadi alternatif lain bagi yang ingin mengetahui tentang sejarah Goyang Karawang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar